Belitangzone. com - Dalam Al Quran, kita banyak mendapati perintah Allah untuk berbuat baik pada ibu dan bapa. Bukan hanya dalam satu atau dua surat, tetapi terdapat banyak dalam Surat Al Quran.
Hal semacam itu tentunya mengisyaratkan bahwa Allah Maha Tahu bila nantinya akan ada zaman di mana anak banyak tak berbakti pada orang tuanya. Dan kenyataannya, dari dahulu sampai sekarang ini sudah banyak cerita dan masalah mengenai anak durhaka pada orang tuanya.
“Dan Kami perintahkan pada manusia (berbuat baik) pada dua orang ibu-bapanya ; ibunya sudah mengandungnya dalam kondisi lemah yang bertambah-tambah, serta menyapihnya dalam dua th.. Bersyukurlah kepadaKu dan pada dua orang ibu bapakmu, cuma kepada-Kulah kembalimu. ” (Qs. Luqman : 14)
Ayat di atas mengatakan keutamaan seseorang ibu yang mengandung dalam keadaan lemah bertambah-tambah serta menyusui. Dengan hal tersebut kita dapat mengetahui bagaimana posisi Ibu dalam islam. Beliau sangat mulia dan harus dimuliakan, bahkan juga melebihi posisi seorang bapak.
Kita juga tentu ingat mengenai cerita Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang pernah di tanya oleh sahabatnya tentang orang yang wajib kita hormati. Beliau menjawab “Ibumu” sampai tiga kali lalu barulah menjawab “Ayahmu” setelahnya.
Demikian mulianya seorang Ibu hingga harus kita hormati sampai tiga kali lebih besar dibanding dengan seorang bapak. Bagaimana tidak? Pengorbanan seseorang ibu pada anaknya sangat besar.
Sesudah bersusah payah mengandung sepanjang sembilan bln., lalu menyusui sampai sang anak berusia dua tahun dan lalu membesarkannya sampai dewasa dan mampu mengurusi sendiri dan berumah tangga.
Bahkan juga bisa saja sesudah berkeluarga juga masih tetap saja ada yang merepotkan ibunya. Kita tentu mengetahui ada arti ‘syurga di telapak kaki ibu’. Namun tahukah kamu kalau bukan hanya syurga saja yang dibawanya tetapi juga sekolah kehidupan.
Disangkal atau tidak, peran seorang ibu dalam mengurus dan mendidik anaknya memang lebih besar dari peran seseorang bapak.
Penelitian yang dikerjakan di Amerika Serikat, memberikan bahwa anak yang dirawat oleh ibunya mulai sejak kecil lebih cerdas dibandikan anak yang dirawat oleh ayahnya.
Penelitian ini berdasar pada study yang ditunaikan pada sejumlah anak atas kekuatan berpikir selama masa kanak-kanak atau mendekati remaja. Dan dapat dibuktikan bahwa peran seseorang ibu sangat penting dalam menumbuh kembangkan kecerdasan anak.
Syukurlah bila masih mempunyai otang tua, terutama ibu. Ia akan selalu mendoakan kita dalam setiap shalatnya, dalam setiap waktu sepertiga malam-malamnya.
Tahukah anda kalau seorang yang berhasil biasanya lebih dekat dengan ibunya. Karena kesuksesannya selalu didoakan oleh sang ibu. Siang, malam, pagi serta petang. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda :
“Tiga jenis kelompok yang dianya mustajab dan tak diragukan lagi kedahsyatannya. Yaitu doa orangtua pada anaknya, doa musafir (orang yang tengah berpergian), serta orang yang didzalimi. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita patuh dan hormat pada ibu. Jangan sampai menyakiti hatinya, dikarenakan doa seseorang ibu dapat menggetarkan arsy.
Allah dan membuahkan ijabah dari Allah Azza wa Jalla.
Seperti ditulis Islampost, Bukanlah mustahil jika sangat banyak orang orang sukses di semua dunia ini karena memiliki hubungan yang baik dengan ke-2 orang tuanya terutama pada ibu.
Mengapa? Karena ridha Allah adalah ridha orangtua, dan doa ibu itu sungguh tanpa hijab dihadapan Allah mudah menembus langit. Sehingga doa seseorang ibu yang ia dipanjatkan untuk anaknya bisa jadi begitu mudah untuk Allah kabulkan.
Mungkin saja sebagian orang masih tak sadar bahwa peluang kesuksesan-kesuksesannya sampai kini yaitu buah dari doa seorang ibu pada Allah tanpa ada ia ketahui.
Dan seseorang ibu itu tanpa diminta pastinya akan selalu mendoakan anaknya ditiap nafasnya saat bermunajat pada Allah. Namun seseorang anak belum pasti selalu berdoa untuk orang tuanya.
Mungkin juga kita suka mengeluh mengenai karakter buruk orangtua, entah lantaran ibunya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain sebagainya.
Bila seperti ini jadi tragis. Mengapa tragis? Karena sangat fokus dengan secuil kekurangan orangtua dan melupakan segudang kebaikan yang sudah diberikan pada kita selama ini.
Diluar sana mungkin saja ada beberapa orang di pinggir jalanan, dibawah kolong jembatan dan ditempat yang lain mereka juga suka mengeluh, namun yang mereka keluhkan adalah bukan karena sifat orangtua atau ibu mereka, namun mereka mengeluh karena mereka tak miliki lagi orangtua.
Bersyukurlah bila masih memiliki orangtua. Bila ingin tahu rasa-rasanya tak miliki ibu, coba tanyakan pada mereka yang ibu nya sudah tiada. Mungkin saja perasaan mereka begitu sedih dan kekurangan motivasi dalam kehidupan.
Coba bayangkan jika kita tak miliki ibu, ketika kita akan pergi ke luar rumah untuk sekolah atau bekerja, tak ada lagi tangan yang bisa kita cium.
Bila tidak miliki ibu mungkin saja tak ada lagi makanan yang ada di meja makan waktu kita pulang. Bila kita tidak miliki ibu lagi ketika hari lebaran rumah merasa sepi dan lebaran merasa tanpa arti.
Bila kita tak miliki ibu mungkin kita cuma bisa membayangkan wajah tulusnya di fikiran kita dan lihat baju-bajunya di lemarinya.
Banyak diantara kita suka mengeluh mengenai sifat negatif ibu kita, namun kita tak pernah berpikir mungkin nyaris setiap malam ibu kita di keheningan sepertiga malam, bangun untuk shalat tahajud mendoakan kita hingga bercucuran air mata supaya sukses dunia dan akhirat.
Mungkin saja di satu malam beliau pernah mendatangi kita waktu tidur dan mengucap dengan bisik “nak, maafkan ibu ya… ibu belum dapat menjadi ibu yang baik bagimu”
Kita mungkin saja juga lupa di waktu keadaan ekonomi rumah tangga kurang baik, ibu ikhlas tidak makan supaya jatah makannya dapat dimakan anaknya.
Saat kita masih kecil ibu sangka ikhlas tidur dan lantai dan tanpa selimut, supaya kita dapat tidur nyaman di kasur dengan selimut yang hangat.
Sesudah semua pengorbanan sudah didapatkan dari ibu kita sampai kini, lalu cobalah renungkan apa yang kita perbuat sampai kini pada ibu kita?
Kapan terakhir kita membuat dosa padanya? Kapan terakhir kita membentak-bentaknya? Pantaskah kita membentak ibu kita yang selama sembilan bln. mengandung dengan penuh penderitaan?
Oleh karenanya maka berusahalah untuk berbakti pada orang tuamu terutama pada Ibumu. Karena hari esok kita ada di desah doa-doanya setiap malam.
Dan ingat tingkah laku kita dengan orangtua kita sekarang ini akan mencerminkan perilaku anak kita pada diri kita nanti.
Dan doa ibu itu mampu menembus langit, begitu mustajab dihadapan Allah. maka muliakanlah ibumu.
Sumber : Dailymoslem. com