Pengemis di Jakarta, Rumah Mewah di Kampung Halaman

Belitangzone. com - Suatu desa di Brebes, Jawa Tengah di kenal sebagai desa yang makmur. Nama desa itu adalah Desa Gerinting. Walau demikian kemakmuran itu didapat bukanlah dengan bertani atau mata pencaharian pada umumnya, akan tetapi sebagian warganya bekerja jadi pengemis. Apakah benar hal itu masih berjalan sampai hari ini? 

Sumber Foto Kompas tv

Seseorang jurnalis tv nasional juga mendatangi satu rumah elegan dua lantai. Rumah bercat krem itu yaitu dulunya seseorang gelandangan. Tetapi saat diketuk pintunya tak ada suara. Jurnalis itu juga bertanya tetangga sekitar untuk mengetahui siapa yang memiliki rumah itu sebenarnya. 

“Ah udah, Mas. Tidak usah sebagian tanya! ” jawab ibu itu yang tengah ngemong anaknya di toko kelontongnya, saat di tanya jurnalis. 

“Nggak, saya ingin bertanya, orangnya dimana? ” tanya Jurnalis. 

“Ya di Jakarta, Mas. Udah Mas, saya tidak mau di tanya lagi, ” kata ibu berbaju hijau itu. 

Jurnalis juga menemui Kepala Desa Gerinting, Suhartono. Terjadi wawancara pada Jurnalis (J) dan Suhartono (S). 

J : Masih adakah pengemis di desa Anda? 

S : Kalau contoh pengemis sih masih ada. 

J : Masih ada, Pak? Berapa orang? 

S : Jumlahnya tinggal hitungan jari. 

J : Tinggal hitungan jari? Itu data bapak yang bapak ketahui? Dimana mereka beroperasi? 

S : (mengiyakan) Sementara mereka masih di Jakarta. 

J : mengapa mereka masih jadi pengemis, Pak? 

S : Ya itu berarti mereka ekonominya betul-betul masih tetap belum mampu. Jadi mereka masih tetap profesinya itu. Namun makin bertahun makin berkurang. 

J : Apa yang bapak sampaikan ke mereka? 

S : Kami sampaikan pada mereka kalau pekerjaan itu kurang bagus, kurang baik tetapi mereka terjepit dengan ekonomi yang mungkin saja kurang beruntung. Mereka juga janji dan janji itu ada yang ditepati. Serta Alhamdulillah mereka telah mampu dan alih profesi. Usaha yang lain-lain. 

J : Bapak tak coba membikinkan mereka usaha disini? Memberdayakan mereka hingga mereka tak perlu pergi jauh-jauh (ke Jakarta) dan mengemis pula. 

S : Hampir th. kami upayakan. Dari saya sebelum menjabat kades, ada dua kades yang berusaha untuk itu. Dan Alhamdulillah saat ini sudah banyak usaha-usaha, ya dari UKM saat ini muncul. Lalu ada (peternakan) ayam yang saat ini ada 15 kandang. Lalu pabrik-pabrik rokok saat ini ada ribuan. Alhamdulillah dahulu (pengemis dan gelandangan) telah hilang, generasi mudanya sudah malu dengan pekerjaan itu (mengemis). (Berdehem) 

J : Paling lama berapa th. warga bapak jadi pengemis? 

S : Ya paling lama, maksimal dua th. tiga th.. 

J : Tak ada yang lebih dari itu masak, Pak? Ada yang lebih dari 10 th.? 

S : Ya, sepertinya sih tidak ada juga. 

J : Bapak yakin dengan jawaban bapak? 

S : Saya yakin lantaran kami memang miliki PR seperti ini tetapi kami setuju dengan program terdahulu kalau ingin mengikis pengemis itu. 

J : Bagaimana dengan isu yang menyampaikan kalau jadi pengemis itu langkah gampang untuk jadi kaya? 

S : Tidak juga, banyakan mereka betul-betul karena kekurangan, pada akhirnya mereka kesana (Jakarta) dan pulang kesini sudah mapan, berkecukupan dan berhenti. 

J : Saya lihat sebagian rumah disini yang begitu bagus, dan bisa disebutkan elegan, apakah mereka bagian dari gelandangan dan pengemis? 

S : Tidak juga artinya begini, (berdehem) bila memang dari dulunya orang yg tidak mampu atau orangtuanya pernah (mengemis). 

J : Mungkin? Apakah bapak sebagai kepala desa apakah miliki data mereka sebagai gelandangan atau pengemis? Sempat atau sekarang itu berbeda ya, Pak. 

S : Ya ada (satu diantara beberapa rumah elegan itu). Ya tak elegan sekali. 

J : Elegan, Pak. Saya lihat, Pak. 

S : Ya, elegan karena tidak dari hasil kerja yang pengemis. Namun ada yang namanya rongsokan itu. Karena bagaimana pun yang namanya pengemis tidak untuk melebihi dari kekayaan kok. Saya kenal persis mereka di kerompongan atau di rongsokan. 

J : Dari tempat mana bapak tahu? Bapak pernah kesana? 

S : Saya pernah langsung kesana (teliti langsung). Dan kemudian generasi itu ada yang membuat warteg, lalu usaha yang lain. 

J : Adakah usaha intens atau total untuk menghentikan mereka? 

S : Bila menghentikan total tidak mungkin, Pak. 

*** 
Sumber : news. bersamadakwah. net

Subscribe to receive free email updates: